Translate

Kamis, 22 Desember 2016

Bentuk Lahan Glasial



Geomorfologi berasal dari bahasa Yunani, “geo” artinya bumi, “morfo” artinya bentuk, dan “logos” yang artinya ilmu. Jadi secara etimologis, geomorfologi berarti ilmu yang mempelajari tentang betuk lahan. Menurut Van Zuidam, geomorfologi adalah studi tentang bentuk lahan dan proses-proses yang memengaruhi pembentukannya dan menyelidiki hubungan antara bentuk dan proses dalam tatanan keruangannya.
Klasifikasi bentuk lahan antara lain: Vulkanik, Struktural, Denudasional, Karst, Aeolin, Fluvial, Marine, dan Glasial.
Bentuk lahan glasial adalah bentuk lahan yang disebabkan oleh pergerakan sejumlah massa es atau biasa disebut dengan gletser. Bentuk lahan ini tidak banyak berkembang di daerah tropis berlintang rendah, melainkan sangat banyak ditemukan di daerah berlintang tinggi.
Bentang lahan glasial terluas terdapat di benua Antartika yang memiliki 85% dari seluruh bentang lahan glasial yang ada di bumi.

A.   Definisi Bentuk Lahan Glasial
Bentang alam glasial adalah bentang alam yang berhubungan dengan proses glasial, dimana proses tenaga yang berpengaruh adalah gletser. Menurut Flint (1957) gletser adalah massa es dan tubuh es yang terbentuk karena rekristalisasi dari salju dan lelehan air yang secara keseluruhan atau sebagian teletak dalam suatu lahan dan memberikan kenampakan tersendiri, yaitu suatu bentukan gerakan.
Glasier tersusun oleh es, sejumlah kecil udara, air dan hancuran batu yang berat jenis glasier sendiri: 900 kg/m3.
Gletser terbentuk di daerah kutub yang tingkat peleburannya rendah.
Gletser terbentuk oleh akumulasi es dengan faktor pendukung sebagai berikut:
1.    Tingginya tingkat presipitasi
2.    Suhu lingkungan yang sangat rendah
3.    Pada musim dingin es terakumulasi dalam jumlah besar
4.    Pada musim panas tingkat peleburannya rendah
Ada dua tipe bentang alam glasial, alpine glaciation yang terbentuk di daerah pegunungan dan continental glaciation  yaitu apabila suatu wilayah yang luas tertutup oleh gletser.

B.   Proses Pembentukan Lahan Glasial

Bentuk lahan asal proses glasial terbentuk oleh kerja glasier sebagai salah satu agen geomorfik yang membentuknya. Kerja glasier merupakan salah satu proses eksogen, sehingga dalam pembentukan lahan dan proses kerjanya terdiri dari erosi, transportasi dan deposisi.
Erosi Glasial
Mekanisme erosi di lingkungan glasial berhubungan langsung dengan proses pergerakan es dan pembekuan es (freezing). Shearing (gaya gesek) yang terjadi dapat menyebabkan panas dan ada bagian dalam es yang mencair yang menyebabkan ‘diskontinuitas’ dalam tubuh glasier. Akibatnya glasier dapat bergerak secara perlahan. Kecepatan pergerakan glasier ini berbeda, di bagian tengah akan bergerak lebih cepat dibandingkan di bagian tepinya.

Glacial Abrasion
Ketika glasier bergerak ada erosi yang terjadi karena gerusannya dengan batuan samping maka mekanisme erosi ini bisa terjadi bila es mengeruk bedrock yang dikenal sebagai glacial plucking. Sama seperti aliran aliran lainnya, dimana streamload (bedload) yang terjadi akibat arus traksi ini akan menggerus dan mengerosi bedrock secara efektif.

Ice Plucking
Ketika es mengalir kebawah lereng (longsoran dan sejenisnya) maka  es akan melewati bedrock yang ada dibawahnya, artinya bongkah-bongkah atau serutan-seruta es tadi akan menggerus batuan yang dilewatinya pada dinding lereng  maka akan meninggalkan ‘impresi’ (jejak) berupa permukaan bedrock yang kasar kasar dan produknya juga berupa bongkah bongkahan yang kasar yang diendapkan di ‘end moraine’. ‘Impresi’ topografis hasil proses ‘ice plucking’ ini akan membentuk gambaran morfologi berupa singkapan bedrock. Selain proses ice plucking ada tubuh bedrock yang tersingkap ke permukaan menembus tumpukan glasier diatasnya karena mencairnya glasier. Maka ada bukit-bukit kecil yang mengisi daerah glasial ini (seperti pulau pulau dihamparan laut es) dikenal sebagai nunataks. 
        
Freeze-thaw Action
Ketika suatu fluida masuk ke dalam pori atau rekahan batuan maka kristal tadi bisa tumbuh menjadi mineral sekunder seperti garam garam karbonat dan anhidrit. Karena ada volume air yang masuk dan temperatur terjaga maka bisa terjadi pengkristalan es. Es tidak bisa menjangkau daerah yang lebih dalam dari rekahan.




Istilah retreat merupakan istilah ‘menyusutnya’ tubuh glasier, umum terjadi karena kenaikan temperatur pada daerah dingin tempat glasier berada sehingga es banyak yang mencair. Misalnya pada musim panas atau akibat pemanasan global seperti pada zaman es (ketika gunung-gunung meletus) ini contohnya untuk skala global tapi secara lokal ini juga umum terjadi.

Istilah glacial advance ini bertolak belakang dengan retreat dimana tingkat presipitasi lebih tinggi dari ablasi (pencairan atau melting es) presipitasi (akumulasi) ini hadir karena penurunan tempeatur dan ketika temperatur naik (ablasi dan sublimasi atau melting terjadi) maka ukuran persebaran glasier jadi menurun (menyusut). Glacier retreat bisa terjadi puluhan tahun sampai ratusan tahun, karena sifatnya berhubungan langsung dengan perubahan iklim baik lokal maupun global.

Menurut Nichols (2009) ada banyak tipe glasier di bumi yang dikontrol oleh kondisi iklim dan tingkat glasiasi atau pertumbuhan dan penyusutan massa volume (glasier advance atau retreat) pada suatu daerah. Hal ini menunjukan glasier dengan ‘struktur termal’ yang berbeda akan membentuk suatu sistem glasier yang berbeda.

Ada tiga macam glasier, yaitu: cold glacier, temperate glacier, dan polythermal glacier.
a.  Cold Glacier
Merupakan glasier yang ada di daerah dingin atau kutub. Tingkat glacier advancenya sangat tinggi meski glacier retreatnya juga terjadi bertahun-tahun akhir-akhir  ini karena pemanasan global. Melihat proses glasiasi yang begitu signifikan maka glasiernya menebal dan menutupi seluruh daratan bahkan sampai ke laut (seperti di antartika dan greenland) sekarang.
Karena kondisi iklim yang sangat dingin dan glacier advance yang cukup signifikan maka glasier ini bergerak cenderung statik dan ukurannya bertambah, akibatnya proses sedimentasi cukup lambat terjadi di lingkungan terestraial (darat). Tapi di laut tubuh glasier yang meluas sampai ke shelf akan terpisah dan menghasilkan iceberg yang membawa sedimen glasial itu ke laut lepas.



b.    Temperate Glacier
     Merupakan istilah untuk glasier yang berada di daerah yang lebih  hangat, umumnya mengisi daerah daerah yang tinggi (seperti puncak jaya wijaya papua). temprate glasier akan bergerak jika massa salju di puncak bertambah, sehingga lahan (puncak tempat salju berada) tidak cukup lagi menahan volume salju yang begitu besar maka dapat terjadi pergerakan (transportasi) glasial.

c.    Polythermal Glacier
Hampir semua glasier bersifat polythermal glacier. Tapi umumnya di daerah hangat (temprate), polythermal glacier merupakan glasier yang bagian bawahnya panas dan bagian atasnya dingin
Di daerah dingin biasanya glasiernya lebih tebal (karena glasier advancenya cukup signifikan) tapi untuk di daerah temprate glasier hanya mengisi daerah daerah bergunung tinggi.
Pada daerah yang curam (gunung gunung tinggi) ketika akumulasi es semakin bertambah maka kemungkinan untuk jatuhnya lebih besar, karena pengontrol utama pergerakan glasier adalah hanya gravitasi.

Transport Glasial
Es mengalir menggerus bedrock, melalui mekanisme mekanisme diatas kemudian diangkut tapi tidak langsung di endapkan. Sebagai contoh ketika es ini bergerak sampai ke laut dia akan mengapung tetapi sedimen yang ikut terbawa bersamanya tidak langsung diendapkan, sampai mencair dulu begitu juga di darat es. Es di daerah terestrial baru akan melepaskan sedimennya ketika ia mencair (untuk fraksi halus) untuk yang kasar sementara tutupan es (ice cap/ice sheet) tipis mungkin saja langsung diendapkan.

Deposisi Glasial
Deposisi glasial berdasarkan lokasinya terdiri dari beberapa macam antara lain:
·         Undermelt yaitu deposisi yang terjadi karena bagian bawah lapisan es yang mencair,
·         1. Basal lodgement,  termasuk deposisi subglasial, terjadi karena berkurangnya kecepatan glasial;
 

     2. Basal flowage, termasuk deposisi subglasial, terjadi karena ada gaya tekanan dari lapisan diatasnya;
·      3. Meltout, proses sedimentasi ketika permukaan es mencair


C.   Bentuk-Bentuk Lahan Glasial
Bentuk lahan Glasial dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
1.    Destruksional: ledok berundak (cirques), palung glasial, bukit mirip tanduk (horn), igir-igir yang kasar dan tajam (aretes).
a.    Cirque
Merupakan bentukan destruksional berupa ledok berundak umumnya terletak pada bagian atas lembah yang dalam.  Cirque dicirikan oleh sedikitnya massa es yang terdapat pada cekungan. Adapun bentuk cekungan tersebut sangat dipengaruhi oleh batuan dasarnya.
b.    Palung Glasial
Adalah sebuah lembah berbentuk u mendalam yang terbentuk oleh erosi glasial.
c.    Bukit Horn
Bukit bersalju yang berbentuk seperti tanduk hewan.

2.    Konstruksional:  morena, drumlin, esker, kame, dan dead ice
a.    Morena
Merupakan bentuklahan hasil proses deposisi glasial yang tersusun oleh till, lapisan sedimen, atau bed core. Seringkali termodifikasi oleh melt water. Morena dapat diklasifikasikan berdasar arah aliran glasial yaitu:
§  Morena yang paralel terhadap arah aliran es, dapat terletak pada bagian tepi atau disebut morena lateral atau pada bagian tengah disebut morena medial
§  Morena yang melintang terhadap arah aliran es, misalnya end moraines dan push moraines,
§  Morena dengan arah tidak teratur


b.    Dead Ice
Merupakan bentuklahan glasial hasil proses ablasi yang meninggalkan kumpulan debris  dengan susunan tak teratur


c.    Drumlin
Drumlin terbentuk oleh deposisi glasial, bentukan ini sering disebut juga sebagai morena subglasial karena material yang terdeposisi terangkut melalui dasar glacier. Sumbu memanjang menunjukkan arah pergerakan glasial. Drumlin dibatasi oleh melt water

d.    Esker
Esker adalah bentuklahan dengan morfologi berbukit yang memanjang berkelok, kadang terputus. Tinggi berkisar 200 m, lebar 3 km, panjang 100 km.

e.    Kame
Bentuklahan dengan morfologi berbukit dengan material hasil pengendapan pada lokasi tertentu, misal didalam atau di sepanjang glasial

f.     Meltwater
Meltwater adalah air dari pencairan gletsyer dapat mengalir pada permukaan glasial, subglasial atau englasial. Kedalamannya berfluktuasi tergantung pada kondisi iklim. Melt water mengakibatkan terjadinya proses basal sliding, erosi dan deposisi. Sedimen dalam aliran melt water bersifat mengerosi (bank erosion) sehingga saluran meltwater (meltwater channel) semakin lebar dan dalam. Sedimen yang tertransport meltwater dapat mengalami deposisi. Mekanisme pengendapannya sama dengan pengendapan pada aliran sungai.

g.    Kettle Lakes
Kettle lakes  adalah melt water yang menempati cekungan diantara kame, sehingga bentuknya menyerupai danau.

h.    Moraine
Endapan-endapan es dikenal sebagai moraine. Moraine ini adalah suatu akumulasi campuran es dan sedimen yang dibawanya (berupa batu dan tanah hasil erosi glasial atau till); ada medial moraine, lateral morine, end moraine, dan lain sebagainya. Medial moraine merupakan istilah untuk akumulasi dua glasier dari lembah (channel) yang berbeda yang kemduian bertemu pada satu channel (mirip sistem tributary atau channel intermiten ke channel utama), pertemuan dua tubuh glasier yang bergerak ini menjadi satu glasier di lembah utama dinamakan medial moraine isinya berupa es dan sedimen sedimen kasar.



D.   Persebaran Bentuk Lahan Glasial
Gletser Alpen
Merupakan geletser yang terbatas pada lembah-lembah dan berbentuk memanjang/melidah. Tipe Alpen yaitu gletser yang didapatkan pada daerah dengan elevasi lebih dari 6000m di atasmuka laut, dan di batasi oleh lembah-lembah yang curam.
                                                                                           
Gletser Kontinental
 Tipe kontinental terdapat di wilayah-wilayah kutub denganareal yang sangat luas (Greenland, Antartika, Spitsberg, dll). Bukit escontinental memiliki permukaan seperti zirah dan agak meninggi dibagian tengahnya. Gletser ini sangat tebal, dengan ketebalan mencapai 3000 m.

Gletser Skandinavian
Tipe ini didapatkan di skandinavia. dasar tanah di sini mempunyai sejarah yang istimewa yaitu suatu daratan yang hampir rata yang terangkat, terpotong-potong oleh fjord-fjord, permukaan bumi di sini dengan demikian rupanya lain sekali dengan relief di pegununan alpen.Beda relief ini sendirinya menyebabkan perbedaan tipe gletser



Gletser Mustag
Tipe ini banyak didapatkan di pegungan yang tinggi di asia Dikarakoum didapatkan lekukan-lekukan firm yang kecil-kecil sekali bermuara dalam lidah gletser yang besar dan panjang. Barangkali hal ini disebabkan oleh fase pengikisan yang lebih lanjut daripada pegunungan Alpen

Gletser Piedmont
Yaitu gletser yang didapatkan pada alur-alur Valley Glacier dan berakhir pada dataran rendah. Pada tipe pletmonttersebut yang merupakan daerah pengumpulan gletsernya adalah seluruh dataran es yang tertutup. Kemudian lidah Gletsernya terdapat pada lembah-lembah yang berada di sela-sela pegunungan. Contoh daritipe ini adalah Malaspina di Alaska.



E.   Masalah Pada Bentuk Lahan Glasial
1.    Badai Salju
 Badai salju terjadi saat udara yang hangat dan basah bertemu dengan udara yang dingin. Massa udara yang hangat dan basah dan massa udara yang dingin tersebut dapat mencapai diameter 100km atau lebih. Badai salju yang memengaruhi Amerika Serikat Timur Laut sering mendapatkan uap air dari udara yang berpindah ke utara dari Teluk Meksiko dan udara yang dingin dari massa udara yang datang dari Arktik . Di Amerika Serikat Barat Laut, udara yang hangat dan basah dari Samudera Pasifik mendingin saat didorong ke atas oleh pegunungan. Banyak hal yang berbeda dapat memengaruhi gerakan, isi uap, dan suhu massa udara. Semua perbedaan tersebut memengaruhi jenis dan keparahan badai salju.

2.    Longsor Salju
Longsor salju adalah longsornya salju ke bawah. Longsor salju terjadi di pegunungan. Longsor salju merupakan salah satu bahaya terbesar di pegunungan terhadap kehidupan dan properti. Banyak faktor yang menyebabkan longsor salju. Berat salju yang terlalu besar biasanya menyebabkan longsor.
Longsoran salju dapat dipicu secara alami atau aktivitas manusia. Longsor biasanya terjadi di daerah pegunungan. Longsoran salju dapat mencampur dengan udara dan air. Longsoran yang sangat kuat memiliki kemampuan untuk membawa es, batu, pohon, dan bahan lain yang ada pada lereng. Longsoran terutama terdiri dari salju yang mengalir, dan berbeda dari longsoran tanah, jatuhan batu, longsoran batu, dan runtuhan serac. Di daerah pegunungan, longsoran merupakan bahaya yang paling serius terhadap nyawa dan harta benda, dengan kemampuan merusaknya yang merupakan akibat dari hasil potensi mereka untuk membawa massa besar salju dengan cepat dan dengan jarak yang luas.
Longsoran diklasifikasikan berdasarkan karakteristik morfologi, dan dinilai menurut potensi merusak mereka atau massa dari salju yang mengalir ke bawah. Beberapa karakteristik morfologi yang digunakan untuk mengklasifikasikannya, yaitu jenis longsoran salju yang terlibat, sifat kegagalan, permukaan lereng, mekanisme propagasi dari kegagalan, pemicu longsoran salju, sudut kemiringan, arah, dan ketinggian. Ukuran, massa, dan potensi merusak dari sebuah longsor dinilai pada skala logaritmik, biasanya terdiri atas 4 sampai 7 kategori, dengan ketepatan definisi dari kategori-kategori tersebut tergantung pada sistem pengamatan atau ramalan wilayah.

3.    Melelehnya Lapisan Es Kutub
Peneliti dari Pusat Data dan Salju Nasional AS (NSIDC-National Snow and Ice Data Center) dan Badan Antariksa AS (NASA-National Aeronautics and Space Administration), menemukan luas di Kutub Utara menunjukkan titik terendah. Pada musim panas tahun 2012 ini, lapisan es di kawasan itu hanya tersisa 4,09 juta Km persegi. Pada catatan sebelumnya pada musim yang sama, luas lapisan es tersebut masih 4,17 juta Km persegi.
Kawasan Kutub Utara merupakan lautan yang membeku. Pada puncak musim dingin luas lapisan esnya dapat mencapai 15,54 juta Km persegi. Pada musim panas lapisan es sedikit menyusut karena mencair terutama bagian tepiannya. Namun belakangan, terutama pada 30 tahun terakhr, terjadi penyusutan secara dramatis pada luas maupun ketebalan lapisan es di kawasan tersebut. Setiap tahunnya lapisan es tersebut menyusut sekitar 155.000 Km persegi. Diperkirakan penyusutan ini merupakan awal dari hilangnya seluruh lapisan es di Kutub Utara pada musim-musim panas mendatang. Para ilmuwan bahkan menyebut kawasan tersebut sebagai "warming Arctic
Hilangnya lapisan es di Kutub Utara berarti lautan akan semakin meluas, demikian juga daratan di sekitar kawasan tersebut yang semula terlapisi es, seperti Greenland, Alaska, Kanada dan Rusia menjadi daratan terbuka. Keadaan ini menyebabkan sinar matahari yang tadinya dapat dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh lapisan es yang berwarna putih akan lebih banyak diserap oleh daratan dan lautan yang berwarna gelap.
Hal ini akan menyebabkan adanya albedo effect yaitu perbedaan antara banyaknya sinar yang terpantul dari suatu permukaan dengan banyaknya sinar yang jatuh ke permukaaan itu. Faktor itu akan lebih meningkatkan pemanasan bumi sehingga juga mempercepat proses melelehnya lapisan es.
Selanjutnya, bila seluruh lapisan es di Kutub Utara dan juga wilayah Greenland mencair yang diperkirakan akan terjadi sekitar tahun 2040-an, maka permukaaan laut di seluruh dunia akan naik lebih kurang 6 meter. Kenaikan permukaaan laut ini dipastikan akan menenggelamkan negara-negara dan kota-kota pantai di seluruh dunia. Misalnya, di kawasan Asia yang dipastikan akan tenggelam adalah Maladewa (Maldives), demikian juga beberapa negara kepulauan di Lautan Pasifik.
Di kawasan Kutub Utara sendiri hilangnya lapisan es akan mengancam kehidupan flora dan fauna yang ada. Sebagai gambaran, beruang kutub dan hewan-hewan kutub lainnya seperti cafribou, reindeer dan maskox atau burung-burung yang biasa beremigrasi ke Kutub Utara akan terancam kepunahan.
Sementara itu tumbuh-tumbuhan dan kehidupan di kawasan tundra termasuk di daerah Siberia (Rusia) juga akan mengalami dampak negatif.
Suku-suku asli yang tinggal di Kutub Utara seperti Eskimo, Inmit dan Sami sudah jelas akan terpengaruh pula dan secara drastis akan mengubah pola hidup tradisional mereka.
Maka untuk jangka jauh ke depan lagi, pelelehan di Kutub Utara akan mempengaruhi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya secara menyeluruh di muka bumi ini. 


F.    Kegunaan Bentuk Lahan Glasial
Secara umum manfaat lahan glasial bagi kehidupan manusia adalah sebagai berikut :
a.    Terbentuknya danau-danau glacial, seperti di lereng pegunungan Alpina dan di Amerika Utara, yang kemudian danau itu dijadikan tempat lalu lintas dan daerah pariwisata.
b.    Terbentuknya fyord sebagai hasil erosi glasial seperti di Norwegia yang dapat digunakan untuk tempat berlindung perahu dan kapal pada waktu badai, dan tempat penangkapan ikan yang aman.
c.    Sebagai tempat penelitian ahli glasiologi.
d.    Padang salju merupakan tempat berolahraga ski pada musim dingin.
e.    Sebagai sumber air bagi sungai di bawahnya.
f.     Daerah yang datarannya tertutup es dapat menyebabkan lahirnya kebudayaan yang khas, misalnya budaya Eskimo dengan rumah iglo dan alat transportasi slide yang ditarik anjing.

G.   Contoh Bentuk Lahan Glasial
1.    Valley Glacier
Merupakan Glacier yang mengalir pada suatu lembah dan dapat mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah
2.    Ice Berg
Merupakan Ice sheet yang bergerak kebawah karena pengaruh gravitasi dan akhirnya hilang dalam jumlah yang besar Berdasarkan relief, tinggi permukaan dan curah hujan .
3.    Ice Sheet/Ice Caps .
Ice Sheet/Ice caps, yaitu gletser yang didapatkan pada daerah rendah dan luas. Ice sheet menempati daerah yang sangat luas,sedangkan
Ice caps menempati wilayah yang sempit. Tipe ini merupakan selubung es yang luas sekali meliputi sebagian besar dari daratan, sehingga relatifnya hampir tidak ada yang terlihat. Terutama di Greenland kita dapatkan contoh yang baik dari tipe ini.