Geomorfologi
berasal dari bahasa Yunani, “geo” artinya bumi, “morfo” artinya bentuk, dan
“logos” yang artinya ilmu. Jadi secara etimologis, geomorfologi berarti ilmu
yang mempelajari tentang betuk lahan. Menurut Van Zuidam, geomorfologi adalah
studi tentang bentuk lahan dan proses-proses yang memengaruhi pembentukannya
dan menyelidiki hubungan antara bentuk dan proses dalam tatanan keruangannya.
Klasifikasi
bentuk lahan antara lain: Vulkanik, Struktural, Denudasional, Karst, Aeolin,
Fluvial, Marine, dan Glasial.
Bentuk
lahan glasial adalah bentuk lahan yang disebabkan oleh pergerakan sejumlah
massa es atau biasa disebut dengan gletser. Bentuk lahan ini tidak banyak
berkembang di daerah tropis berlintang rendah, melainkan sangat banyak
ditemukan di daerah berlintang tinggi.
Bentang
lahan glasial terluas terdapat di benua Antartika yang memiliki 85% dari
seluruh bentang lahan glasial yang ada di bumi.
A. Definisi Bentuk Lahan Glasial
Bentang alam glasial adalah bentang alam yang berhubungan dengan
proses glasial, dimana proses tenaga yang berpengaruh adalah gletser.
Menurut Flint
(1957) gletser adalah massa es dan tubuh es yang terbentuk karena
rekristalisasi dari salju dan lelehan air yang secara keseluruhan atau sebagian
teletak dalam suatu lahan dan memberikan kenampakan tersendiri, yaitu suatu
bentukan gerakan.
Glasier tersusun oleh es, sejumlah kecil udara, air dan hancuran batu yang
berat jenis glasier sendiri: 900 kg/m3.
Gletser terbentuk di daerah kutub yang tingkat
peleburannya rendah.
Gletser terbentuk oleh akumulasi es dengan faktor
pendukung sebagai berikut:
1.
Tingginya tingkat presipitasi
2.
Suhu lingkungan yang sangat rendah
3.
Pada musim dingin es terakumulasi dalam
jumlah besar
4.
Pada musim panas tingkat peleburannya
rendah
Ada dua tipe bentang alam glasial, alpine
glaciation yang terbentuk di daerah pegunungan dan continental glaciation yaitu apabila suatu wilayah yang luas
tertutup oleh gletser.
B.
Proses Pembentukan Lahan Glasial
Bentuk lahan asal proses glasial terbentuk oleh kerja glasier sebagai salah satu agen
geomorfik yang membentuknya. Kerja glasier merupakan salah satu proses eksogen, sehingga dalam
pembentukan lahan dan proses kerjanya terdiri dari erosi, transportasi dan deposisi.
Erosi Glasial
Mekanisme erosi di lingkungan glasial
berhubungan langsung dengan proses pergerakan es dan pembekuan es (freezing). Shearing (gaya gesek) yang terjadi
dapat menyebabkan panas dan ada bagian dalam es yang mencair yang menyebabkan
‘diskontinuitas’ dalam tubuh glasier. Akibatnya glasier dapat bergerak secara
perlahan. Kecepatan
pergerakan glasier ini berbeda, di
bagian tengah akan bergerak lebih cepat dibandingkan di bagian tepinya.
Glacial Abrasion
Ketika glasier bergerak ada erosi
yang terjadi karena gerusannya dengan batuan samping maka mekanisme erosi ini
bisa terjadi bila es mengeruk bedrock yang dikenal sebagai glacial plucking.
Sama seperti aliran aliran lainnya, dimana streamload (bedload) yang terjadi
akibat arus traksi ini akan menggerus dan mengerosi bedrock secara efektif.
Ice
Plucking
Ketika
es mengalir kebawah lereng (longsoran dan sejenisnya) maka es akan melewati bedrock yang ada dibawahnya,
artinya bongkah-bongkah atau serutan-seruta es tadi akan menggerus batuan yang
dilewatinya pada dinding lereng maka
akan meninggalkan ‘impresi’ (jejak) berupa permukaan bedrock yang kasar kasar
dan produknya juga berupa bongkah bongkahan yang kasar yang diendapkan di ‘end
moraine’. ‘Impresi’ topografis hasil proses ‘ice plucking’ ini akan membentuk
gambaran morfologi berupa singkapan bedrock. Selain
proses ice plucking ada tubuh bedrock yang tersingkap ke permukaan menembus
tumpukan glasier diatasnya karena mencairnya glasier. Maka ada bukit-bukit kecil yang
mengisi daerah glasial ini (seperti pulau pulau dihamparan laut es) dikenal
sebagai nunataks.
Freeze-thaw Action
Ketika
suatu fluida masuk ke dalam pori atau rekahan batuan maka kristal tadi bisa tumbuh menjadi mineral sekunder seperti garam garam
karbonat dan anhidrit. Karena
ada volume air yang masuk dan temperatur terjaga maka bisa terjadi
pengkristalan es. Es
tidak bisa menjangkau daerah yang lebih dalam dari rekahan.
Istilah
retreat merupakan istilah ‘menyusutnya’ tubuh glasier, umum terjadi karena
kenaikan temperatur pada daerah dingin tempat glasier berada sehingga es banyak
yang mencair. Misalnya pada musim panas atau akibat pemanasan global seperti
pada zaman es (ketika gunung-gunung meletus) ini contohnya untuk skala global
tapi secara lokal ini juga umum terjadi.
Istilah
glacial advance ini bertolak belakang dengan retreat dimana tingkat presipitasi
lebih tinggi dari ablasi (pencairan atau melting es) presipitasi (akumulasi)
ini hadir karena penurunan tempeatur dan ketika temperatur naik (ablasi dan
sublimasi atau melting terjadi) maka ukuran persebaran glasier jadi menurun
(menyusut). Glacier retreat bisa terjadi puluhan tahun sampai ratusan tahun, karena sifatnya
berhubungan langsung dengan perubahan iklim baik lokal maupun global.
Menurut
Nichols (2009) ada banyak
tipe glasier di bumi yang
dikontrol oleh kondisi iklim dan tingkat glasiasi atau pertumbuhan dan
penyusutan massa volume (glasier advance atau retreat) pada suatu daerah. Hal
ini menunjukan glasier dengan ‘struktur termal’ yang berbeda akan membentuk
suatu sistem glasier yang berbeda.
Ada
tiga macam glasier,
yaitu: cold glacier, temperate
glacier, dan polythermal glacier.
a.
Cold
Glacier
Merupakan glasier yang ada di daerah
dingin atau kutub. Tingkat
glacier advancenya sangat tinggi meski glacier retreatnya juga terjadi
bertahun-tahun akhir-akhir ini karena pemanasan global. Melihat proses
glasiasi yang begitu signifikan maka glasiernya menebal dan menutupi seluruh daratan bahkan
sampai ke laut (seperti di antartika dan greenland) sekarang.
Karena kondisi iklim yang sangat
dingin dan glacier advance yang cukup signifikan maka glasier ini bergerak
cenderung statik dan ukurannya bertambah, akibatnya proses sedimentasi cukup
lambat terjadi di lingkungan terestraial (darat). Tapi di laut tubuh glasier yang meluas
sampai ke shelf akan terpisah dan menghasilkan iceberg yang membawa sedimen glasial itu ke laut lepas.
b. Temperate Glacier
Merupakan istilah untuk glasier yang
berada di daerah yang lebih hangat, umumnya mengisi daerah daerah yang
tinggi (seperti puncak jaya wijaya papua). temprate glasier akan bergerak jika
massa salju di puncak bertambah, sehingga lahan (puncak tempat salju berada)
tidak cukup lagi menahan volume salju yang begitu besar maka dapat terjadi
pergerakan (transportasi) glasial.
c.
Polythermal
Glacier
Hampir semua glasier bersifat
polythermal glacier. Tapi
umumnya di daerah hangat (temprate), polythermal glacier merupakan glasier yang
bagian bawahnya panas dan bagian atasnya dingin
Di
daerah dingin
biasanya glasiernya lebih tebal (karena glasier advancenya cukup
signifikan) tapi untuk di daerah temprate glasier hanya mengisi daerah daerah
bergunung tinggi.
Pada daerah yang curam (gunung
gunung tinggi) ketika akumulasi es semakin bertambah maka kemungkinan untuk
jatuhnya lebih besar, karena pengontrol
utama pergerakan glasier adalah hanya gravitasi.
Transport Glasial
Es mengalir menggerus bedrock,
melalui mekanisme mekanisme diatas kemudian diangkut tapi tidak langsung di
endapkan. Sebagai contoh ketika es ini bergerak sampai ke laut dia akan
mengapung tetapi sedimen
yang ikut terbawa bersamanya tidak langsung diendapkan, sampai mencair dulu begitu juga di darat es. Es di daerah terestrial baru akan
melepaskan sedimennya ketika ia mencair (untuk fraksi halus) untuk yang kasar
sementara tutupan es (ice cap/ice sheet) tipis mungkin saja langsung
diendapkan.
Deposisi Glasial
Deposisi glasial berdasarkan lokasinya terdiri dari beberapa macam antara
lain:
·
Undermelt yaitu deposisi yang terjadi karena bagian bawah
lapisan es yang mencair,
·
1. Basal lodgement,
termasuk deposisi subglasial, terjadi karena berkurangnya kecepatan
glasial;
2. Basal flowage, termasuk deposisi subglasial, terjadi
karena ada gaya tekanan dari lapisan diatasnya;
· 3. Meltout, proses sedimentasi ketika permukaan es mencair
C. Bentuk-Bentuk Lahan Glasial
Bentuk lahan Glasial dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
1.
Destruksional: ledok berundak (cirques), palung
glasial, bukit mirip tanduk (horn), igir-igir yang kasar dan tajam (aretes).
a.
Cirque
Merupakan bentukan destruksional berupa ledok berundak umumnya terletak
pada bagian atas lembah yang dalam.
Cirque dicirikan oleh sedikitnya massa es yang terdapat pada cekungan.
Adapun bentuk cekungan tersebut sangat dipengaruhi oleh batuan dasarnya.
b.
Palung Glasial
Adalah sebuah lembah berbentuk u mendalam yang terbentuk oleh erosi
glasial.
c.
Bukit Horn
Bukit bersalju yang berbentuk
seperti tanduk hewan.
2.
Konstruksional:
morena, drumlin, esker, kame, dan dead ice
a.
Morena
Merupakan
bentuklahan hasil proses deposisi glasial yang tersusun oleh till, lapisan
sedimen, atau bed core. Seringkali termodifikasi oleh melt water. Morena dapat
diklasifikasikan berdasar arah aliran glasial yaitu:
§ Morena yang
paralel terhadap arah aliran es, dapat terletak pada bagian tepi atau disebut
morena lateral atau pada bagian tengah disebut morena medial
§ Morena yang
melintang terhadap arah aliran es, misalnya end moraines dan push moraines,
§ Morena dengan
arah tidak teratur
b. Dead Ice
Merupakan bentuklahan glasial hasil
proses ablasi yang meninggalkan kumpulan debris
dengan susunan tak teratur
c. Drumlin
Drumlin terbentuk oleh deposisi
glasial, bentukan ini sering disebut juga sebagai morena subglasial karena
material yang terdeposisi terangkut melalui dasar glacier. Sumbu memanjang menunjukkan
arah pergerakan glasial. Drumlin dibatasi oleh melt water
d. Esker
Esker adalah bentuklahan dengan
morfologi berbukit yang memanjang berkelok, kadang terputus. Tinggi berkisar
200 m, lebar 3 km, panjang 100 km.
e. Kame
Bentuklahan dengan morfologi berbukit
dengan material hasil pengendapan pada lokasi tertentu, misal didalam atau di
sepanjang glasial
f. Meltwater
Meltwater
adalah air dari pencairan gletsyer dapat mengalir pada permukaan glasial,
subglasial atau englasial. Kedalamannya berfluktuasi tergantung pada kondisi
iklim. Melt water mengakibatkan terjadinya proses basal sliding, erosi dan
deposisi. Sedimen dalam aliran melt water bersifat mengerosi (bank
erosion) sehingga saluran meltwater (meltwater channel) semakin
lebar dan dalam. Sedimen yang tertransport meltwater dapat mengalami
deposisi. Mekanisme pengendapannya sama dengan pengendapan pada aliran sungai.
g. Kettle Lakes
Kettle
lakes adalah melt water yang menempati cekungan diantara kame,
sehingga bentuknya menyerupai danau.
h. Moraine
Endapan-endapan es dikenal sebagai moraine. Moraine ini adalah suatu akumulasi
campuran es dan sedimen yang dibawanya (berupa batu dan tanah hasil erosi
glasial atau till); ada medial moraine, lateral morine, end moraine, dan lain
sebagainya. Medial moraine merupakan istilah untuk akumulasi dua glasier dari
lembah (channel) yang berbeda yang kemduian bertemu pada satu channel (mirip
sistem tributary atau channel intermiten ke channel utama), pertemuan dua tubuh
glasier yang bergerak ini menjadi satu glasier di lembah utama dinamakan medial
moraine isinya berupa es dan sedimen sedimen kasar.
D. Persebaran Bentuk Lahan Glasial
Gletser Alpen
Merupakan geletser yang terbatas pada lembah-lembah dan berbentuk
memanjang/melidah. Tipe Alpen yaitu gletser yang didapatkan pada daerah dengan
elevasi lebih dari 6000m di atasmuka laut, dan di batasi oleh lembah-lembah
yang curam.
Gletser Kontinental
Tipe kontinental terdapat di wilayah-wilayah kutub denganareal
yang sangat luas (Greenland, Antartika, Spitsberg, dll). Bukit escontinental
memiliki permukaan seperti zirah dan agak meninggi dibagian tengahnya. Gletser
ini sangat tebal, dengan ketebalan mencapai 3000 m.
Gletser Skandinavian
Tipe ini didapatkan di
skandinavia. dasar tanah di sini mempunyai sejarah yang istimewa yaitu suatu
daratan yang hampir rata yang terangkat, terpotong-potong oleh fjord-fjord,
permukaan bumi di sini dengan demikian rupanya lain sekali dengan relief di
pegununan alpen.Beda relief ini sendirinya menyebabkan perbedaan tipe gletser
Gletser Mustag
Tipe ini banyak didapatkan di pegungan yang
tinggi di asia Dikarakoum didapatkan lekukan-lekukan firm yang kecil-kecil
sekali bermuara dalam lidah gletser yang besar dan panjang. Barangkali hal ini
disebabkan oleh fase pengikisan yang lebih lanjut daripada pegunungan Alpen
Gletser Piedmont
Yaitu gletser yang didapatkan pada alur-alur Valley Glacier dan berakhir pada dataran rendah. Pada tipe
pletmonttersebut yang merupakan daerah pengumpulan gletsernya adalah seluruh
dataran es yang tertutup. Kemudian lidah Gletsernya terdapat pada lembah-lembah
yang berada di sela-sela pegunungan. Contoh daritipe ini adalah Malaspina di
Alaska.
E. Masalah Pada Bentuk Lahan Glasial
1. Badai Salju
Badai salju terjadi saat udara
yang hangat dan basah bertemu dengan udara yang dingin. Massa udara yang hangat
dan basah dan massa udara yang dingin tersebut dapat mencapai diameter
100km atau lebih. Badai
salju yang memengaruhi Amerika Serikat Timur Laut sering mendapatkan uap air
dari udara yang berpindah ke utara dari Teluk Meksiko dan udara yang dingin dari massa udara
yang datang dari Arktik .
Di Amerika Serikat Barat Laut, udara yang hangat dan basah dari Samudera Pasifik
mendingin saat didorong ke atas oleh pegunungan.
Banyak hal yang berbeda dapat memengaruhi gerakan, isi uap, dan suhu massa udara. Semua perbedaan tersebut memengaruhi jenis dan keparahan badai
salju.
2. Longsor Salju
Longsor salju adalah longsornya salju ke bawah. Longsor
salju terjadi di pegunungan. Longsor salju merupakan salah satu bahaya terbesar di pegunungan terhadap kehidupan dan properti.
Banyak faktor yang menyebabkan longsor salju. Berat salju yang terlalu besar biasanya
menyebabkan longsor.
Longsoran salju dapat dipicu secara alami atau aktivitas
manusia. Longsor biasanya terjadi di daerah pegunungan. Longsoran salju dapat
mencampur dengan udara dan air. Longsoran yang sangat kuat memiliki kemampuan
untuk membawa es, batu, pohon, dan bahan lain yang ada pada lereng. Longsoran
terutama terdiri dari salju yang mengalir, dan berbeda dari longsoran tanah,
jatuhan batu, longsoran batu, dan runtuhan serac. Di daerah pegunungan,
longsoran merupakan bahaya yang paling serius terhadap nyawa dan harta benda,
dengan kemampuan merusaknya yang merupakan akibat dari hasil potensi mereka
untuk membawa massa besar salju dengan cepat dan dengan jarak yang luas.
Longsoran diklasifikasikan berdasarkan karakteristik
morfologi, dan dinilai menurut potensi merusak mereka atau massa dari salju
yang mengalir ke bawah. Beberapa karakteristik morfologi yang digunakan untuk
mengklasifikasikannya, yaitu jenis longsoran salju yang terlibat, sifat
kegagalan, permukaan lereng, mekanisme propagasi dari kegagalan, pemicu
longsoran salju, sudut kemiringan, arah, dan ketinggian. Ukuran, massa, dan
potensi merusak dari sebuah longsor dinilai pada skala logaritmik, biasanya
terdiri atas 4 sampai 7 kategori, dengan ketepatan definisi dari kategori-kategori
tersebut tergantung pada sistem pengamatan atau ramalan wilayah.
3. Melelehnya Lapisan Es Kutub
Peneliti dari Pusat Data
dan Salju Nasional AS (NSIDC-National Snow and Ice Data Center) dan Badan
Antariksa AS (NASA-National Aeronautics and Space Administration), menemukan
luas di Kutub Utara menunjukkan titik terendah. Pada musim panas tahun 2012
ini, lapisan es di kawasan itu hanya tersisa 4,09 juta Km persegi. Pada catatan sebelumnya
pada musim yang sama, luas lapisan es tersebut masih 4,17 juta Km persegi.
Kawasan
Kutub Utara merupakan lautan yang membeku. Pada puncak musim dingin luas
lapisan esnya dapat mencapai 15,54 juta Km persegi. Pada musim panas lapisan es
sedikit menyusut karena mencair terutama bagian tepiannya. Namun belakangan,
terutama pada 30 tahun terakhr, terjadi penyusutan secara dramatis pada luas
maupun ketebalan lapisan es di kawasan tersebut. Setiap tahunnya lapisan es
tersebut menyusut sekitar 155.000 Km persegi. Diperkirakan penyusutan ini
merupakan awal dari hilangnya seluruh lapisan es di Kutub Utara pada
musim-musim panas mendatang. Para ilmuwan bahkan menyebut kawasan tersebut
sebagai "warming Arctic”
Hilangnya
lapisan es di Kutub Utara berarti lautan akan semakin meluas, demikian juga
daratan di sekitar kawasan tersebut yang semula terlapisi es, seperti
Greenland, Alaska, Kanada dan Rusia menjadi daratan terbuka. Keadaan ini
menyebabkan sinar matahari yang tadinya dapat dipantulkan kembali ke ruang
angkasa oleh lapisan es yang berwarna putih akan lebih banyak diserap oleh
daratan dan lautan yang berwarna gelap.
Hal
ini akan menyebabkan adanya albedo effect yaitu perbedaan antara banyaknya
sinar yang terpantul dari suatu permukaan dengan banyaknya sinar yang jatuh ke
permukaaan itu. Faktor itu akan lebih meningkatkan pemanasan bumi sehingga juga
mempercepat proses melelehnya lapisan es.
Selanjutnya,
bila seluruh lapisan es di Kutub Utara dan juga wilayah Greenland mencair yang
diperkirakan akan terjadi sekitar tahun 2040-an, maka permukaaan laut di
seluruh dunia akan naik lebih kurang 6 meter. Kenaikan permukaaan laut ini
dipastikan akan menenggelamkan negara-negara dan kota-kota pantai di seluruh
dunia. Misalnya, di kawasan Asia yang dipastikan akan tenggelam adalah Maladewa
(Maldives), demikian juga beberapa negara kepulauan di Lautan Pasifik.
Di
kawasan Kutub Utara sendiri hilangnya lapisan es akan mengancam kehidupan flora
dan fauna yang ada. Sebagai gambaran, beruang kutub dan hewan-hewan kutub
lainnya seperti cafribou, reindeer dan maskox atau burung-burung yang biasa
beremigrasi ke Kutub Utara akan terancam kepunahan.
Sementara
itu tumbuh-tumbuhan dan kehidupan di kawasan tundra termasuk di daerah Siberia
(Rusia) juga akan mengalami dampak negatif.
Suku-suku
asli yang tinggal di Kutub Utara seperti Eskimo, Inmit dan Sami sudah jelas
akan terpengaruh pula dan secara drastis akan mengubah pola hidup tradisional
mereka.
Maka
untuk jangka jauh ke depan lagi, pelelehan di Kutub Utara akan mempengaruhi
kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya secara menyeluruh di muka bumi ini.
F. Kegunaan Bentuk Lahan Glasial
Secara umum manfaat lahan glasial bagi kehidupan manusia adalah
sebagai berikut :
a. Terbentuknya danau-danau glacial,
seperti di lereng pegunungan Alpina dan di Amerika Utara, yang kemudian danau
itu dijadikan tempat lalu lintas dan daerah pariwisata.
b. Terbentuknya fyord sebagai hasil
erosi glasial seperti di Norwegia yang dapat digunakan untuk tempat berlindung
perahu dan kapal pada waktu badai, dan tempat penangkapan ikan yang aman.
c. Sebagai tempat penelitian ahli
glasiologi.
d. Padang salju merupakan tempat
berolahraga ski pada musim dingin.
e. Sebagai sumber air bagi sungai di
bawahnya.
f. Daerah yang datarannya tertutup es
dapat menyebabkan lahirnya kebudayaan yang khas, misalnya budaya Eskimo dengan
rumah iglo dan alat transportasi slide yang ditarik anjing.
G. Contoh Bentuk Lahan Glasial
1.
Valley Glacier
Merupakan Glacier yang
mengalir pada suatu lembah dan dapat mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat
yang rendah
2.
Ice Berg
Merupakan
Ice
sheet yang bergerak kebawah karena pengaruh gravitasi dan akhirnya hilang dalam
jumlah yang besar Berdasarkan relief, tinggi permukaan dan curah hujan .
3.
Ice Sheet/Ice Caps .
Ice Sheet/Ice caps, yaitu gletser yang
didapatkan pada daerah rendah dan luas. Ice sheet menempati daerah yang sangat luas,sedangkan
Ice caps menempati wilayah yang sempit. Tipe
ini merupakan selubung es yang luas sekali meliputi sebagian besar dari
daratan, sehingga relatifnya hampir tidak ada yang terlihat. Terutama di
Greenland kita dapatkan contoh yang baik dari tipe ini.